Cara tanam “tradisional” mengacu pada metode tanam yang telah lama digunakan oleh petani atau masyarakat sejak zaman dahulu kala. Metode ini umumnya dilakukan dengan menggunakan alat dan teknologi yang sederhana, seperti cangkul, sabit, atau bajak, serta mengandalkan tenaga manusia dan hewan ternak.
Beberapa ciri khas dari cara tanam tradisional antara lain:
Penanaman dilakukan dengan menggunakan benih yang dihasilkan dari panen sebelumnya atau dibeli dari petani lain.
Persiapan lahan dilakukan secara manual dengan membajak atau menggemburkan tanah menggunakan cangkul atau sabit.
Tanaman ditanam secara berjajar dengan jarak tertentu, tergantung pada jenis tanaman yang ditanam.
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan organik, seperti pupuk kandang atau kompos.
Penyiraman dilakukan secara manual dengan menggunakan ember atau semprotan air.
Meskipun cara tanam tradisional mungkin terlihat lebih sederhana dan murah, namun produktivitasnya terbatas dan memerlukan waktu yang lebih lama. Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak petani saat ini beralih menggunakan metode tanam modern yang lebih efisien dan produktif.